Ketika Cita Terhimpit Waktu
9:50 PMSource: WallpapersCharlie |
“Setelah ini akan bekerja dimana?”
Begitu basa-basi kebayakan orang yang saya temui ketika
pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah air. Belum sempat berlama-lama
menghirup nafas lega, merenggangkan badan, kangen-kangenan atau istirahat
sejenak, pikiran saya kembali bergerumul dengan pertanyaan klasik itu “akan
jadi apa saya nanti?”
Padahal hidup ini misteri, apa yang direncanakan kadang
tidak berujung seperti yang semestinya, bahkan juga yang tidak direncanakan
justru secara spontan akan terjadi begitu saja. Jujur, basa-basi tentang
bagaimana hidup kedepan, meramalkan nasib, atau rencana personal merupakan hal
yang paling sulit saya balas dengan jawaban. Seringkali saya hanya mengangguk
dan sok bijak dengan berkata “Ya berusaha yang terbaik saja, selanjutnya
biarkan Tuhan yang mengatur” Kata-kata yang mungkin akan menjadi terkesan lucu
jika diucapkan orang seumuran saya.
Saya seharusnya begini dan begitu. Lulusan di negeri orang
seharusnya seperti ini dan itu. Predikat dan citra itu kini melekat erat dalam
diri saya. Membiarkan orang lain menilai bebas, mengarang indah dan menghakimi
sepuasnya. Tentu saya tidak merasa berat. Justru ini yang menjadi pedal yang
melesatkan anak panah saya.Tapi tunggu, tidak semuanya tergapai dengan cara
yang mudah dan singkat apalagi instan, dan kau memaksaku untuk meraihnya saat
ini juga?
Waktu masih terlalu setia untuk berromansa dengan proses.
Masih banyak yang ingin saya raih dan lakukan.
Dan sepertinya itu lebih indah jika dilakoni sendiri. Biarkan saya bernafas dan
berpikir dulu. Sudah terlalu lelah rasanya mengimbangi waktu yang berlari
terlalu cepat :)
0 komentar