Terserah
8:38 PM
Terserah. Satu kata yang punya banyak makna pragmatis. Kata ‘terserah’ itu
menjadi semacam mitos yang tidak bisa terungkap, maknanya sudah bukan lagi
ambigu malah multiple. Kita seringkali
mengidolakan ‘terserah’ saat putus asa, pasrah, atau saat terlalu banyak
pilihan yang kita sangat malas untuk berpikir dan menentukan.
Terserah itu bukannya
terlalu buruk untuk diucap, terserah adalah istilah yang sangat pas ketika
ingin mempersilahkan orang lain memberikan keputusan tanpa campur tangan kita
lagi dan kita hanya menurut saja, atau dengan kata lain hanya untuk hal-hal
sepele dan tidak prinsip. Tapi tentunya tidak setiap saat begitu adanya. Tidak
sedikit yang setelah berkomentar ‘terserah’, kemudian disarankan sesuatu, malah
berbalik mengkritik dan justru tidak setuju. Sampai akhirnya kita tersentak, “loh
tadi katanya terserah?”
Terus, sebenarnya
terserah itu apa?
Terserah itu bisa jadi
topeng cantik ketidakpedulian kita, terserah itu bisa jadi bentuk insekuritas
karena kurang berani mengemukakan pendapat kepada seseorang yang lebih dihormati, terserah
itu bisa jadi api kecil rasa marah, terserah itu karena tidak punya pendirian
atau konsistensi, terserah itu karena terlalu menggantungkan keputusan kepada
yang lain dan masih banyak lagi bentuk unik dari ‘terserah’ lainnya.
Oleh karena multiple meaning ini tidak jarang malah
terjadi kesalahpahaman, dan sudah tidak sedikit kasus pula yang membawa
‘terserah’ menjadi perkara. Lucu ya? Karena ga salah juga sih, kalau di Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ‘terserah’ itu artinya masa bodo. Bayangin gimana kalau
kita baik-baik nanya, eh dijawab, masa bodo! Bahkan menurut hasil penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2009, 'whatever' dinobatkan sebagai the most annoying word in American English, dan jangan sampai orang yang ngucapinnya juga disebut annoying ya? hehe
Cek juga di sini:
http://www.telegraph.co.uk/news/newstopics/howaboutthat/6271061/Whatever-voted-most-annoying-word.html
0 komentar