Melodi dari Sahabat
9:38 AM
Mencari teman itu
susah. Saya ralat: mendapatkan teman baik itu susah. Apalagi dengan
kecenderungan saya yang introvert ini. Saya lebih nyaman duduk di pojokan
sambil baca buku, atau hanya menikmati kesendirian di tengah keramaian. Susah
dalam menyambung pembicaraan mereka. Kurang mengerti bagaimana caranya untuk
apa yang mereka sebut ‘gaul’ dan ‘keren’. Bisa jadi, saya terlihat sangat
membosankan di mata mereka.
Banyak hal kontras
yang tidak bisa saya ikuti. Mereka suka bergosip dengan menertawakan hal-hal
buruk orang lain. Saya tidak bisa itu. Mereka suka meledek kekurangan orang
lain yang katanya hanya dianggap lelucon keakraban. Saya tidak bisa itu. Saya
seakan terpaksa untuk menyesuaikan diri dengan mengikuti apa yang mereka suka,
mereka lakukan dan mereka anggap itu ‘wajar’, tetapi tetap saya tidak bisa itu.
Semua berbeda ketika
saya menemukan mereka..
Awalnya, mereka
layaknya yang lain. Sama saja. Pintar bergaul, punya banyak teman, dan cerewet.
Saya bingung, entah darimana mereka bisa punya stok segudang kata-kata yang
tidak pernah habis. Selalu ada topik yang dibicarakan. Tidak ada istilah ‘membosankan’
saat dekat dengan mereka. Sekali mulai berbicara, semua mendengarkan, semua
memperhatikan. Ah, andai saya bisa seperti itu.
Sampai akhirnya saya
sadar bahwa ada satu hal yang membuat mereka sangat spesial bagi saya. Tidak
sama dengan lainnya, yaitu: mereka mau menghampiri saya. Mengajak saya ngobrol.
Betah dengan perbincangan saya, dan saya pun nyaman dengan obrolan mereka. Bahkan,
kami betah berteman hingga saat ini. Lebih dari 7 tahun. Perlahan, saya belajar
seperti mereka.
Anya dan Lisa, dua
orang ini yang paling membentuk saya. Kalau dikilas balik, merekalah yang
mengajarkan untuk bergaul hingga sekarang. Anya yang selalu memandang humor di
setiap kondisi apapun. Lisa yang selalu ramah dengan semua orang, termasuk
dengan orang yang baru saja dia kenal beberapa menit yang lalu. Sampai akhirnya,
saya bertemu lagi dengan Yeni dan Santi. Yeni yang selalu bersemangat akan
hal-hal kecil. Santi yang selalu bisa tersenyum dan berpikir sederhana untuk
setiap masalah.
Semua membentuk saya.
Semua memotivasi saya. Sampai, saya merasa saya tidak perlu seluruh dunia. Saya
hanya perlu mereka karena mereka dunia saya.
Sejak saat itu, saya
berani untuk memulai menemukan yang lain. Menambah teman dan berteman. Bukan
lagi menunggu untuk dihampiri.
Mungkin itulah sahabat.
Mereka yang membuatmu menjadi lebih baik. Cliché but it is.
Perbedaan dalam
harmoni
Pandangan saya
sebelumnya tentang hal kontras yang tidak bisa saya ikuti, tidak sepenuhnya
benar. Faktanya hanya dua: saya yang salah masuk ke lingkaran komunitas atau
saya yang tidak bisa menyesuaikan diri. Bukan salah mereka.
Kita tahu bahwa setiap
orang pasti memiliki sifat dan kesukaan yang berbeda, tetapi sahabat mengajarkan kita bagaimana
memainkan perbedaan tersebut menjadi melodi yang indah.
Inilah melodi dari
sahabat. Nada-nada unik mereka yang berbeda, menggema indah menjadi simfoni.
Mengajarkan saya akan asyiknya bergaul. Mengingatkan saya akan pentingnya
bersosialisasi, dan tentunya menyadarkan saya untuk bernyanyi bersama melodi
itu.
Terima kasih, sahabat :)
0 komentar