Danan yang paling..
7:22 AMBagi saya, punya seorang adik itu bagaikan menemukan oase di gurun pasir. Bahagianya tak terkira, gembiranya tiada tara. Oke, biarkan saya sedikit berhiperbola.
Setelah
menunggu tidak terlalu lama (hanya delapan tahun) akhirnya saya ditemani
sesosok Danan. Danan itu orangnya paling, ya paling enak disuruh-suruh, paling ngalah
kalau lagi berantem, paling sok kalem kalau sama orang baru, paling susah
dikasi tahu, dan paling ga nyambung kalau diajak curhat.
Ohya, Danan
itu juga paling beruntung. Dia ga perlu diet macem-macem atau minum apapun,
badannya bisa jadi seideal sekarang. Mungkin Danan cocok jadi bintang iklan
semacam di selebaran obat-obat herbal pengurus badan.
Danan dulu |
Danan juga
paling ngerti masalah komputer. Ralat, maksudnya ‘game’ di komputer. Bisa
dibilang maniac. Pulang sekolah, main game. Pulang dari jalan-jalan, main game.
Untung main gamenya di rumah, kalau engga, bisa ga pulang-pulang.
Tapi, di
antara semua ke’paling’annya, saya paling kesel karena dia paling ga bisa
diajarin matematika. Kalau saya lagi ngajarin, angka 3 bisa jadi gambar babi,
angka 2 bisa jadi gambar bebek dan masih banyak lagi angka-angka lainnya yang
kalau digabung bisa jadi kebun binatang. Iya, Danan memang lebih tertarik seni,
tidak seperti saya yang lebih memilih menjiplak gambar saat pelajaran seni
dulu, Danan justru mengekspresikan sendiri apa yang ada di pikirannya. Kamarnya
pun sudah penuh tempelan gambar hasil karyanya layaknya pameran lukisan.
Walaupun mungkin lebih tepatnya pameran lukisan abstrak.
Hari ini
saya bahagia sekaligus sedih. Danan sudah berumur 15 tahun. Kebetulan juga
besok adalah waktunya mesangih. Di Bali, ritual keagamaan ini menandai
seseorang sudah beranjak dewasa dengan menyangih (mengasah) 6 gigi depan, yakni
simbolik dari Sad Ripu atau enam musuh dalam diri manusia. Danan sudah mulai
remaja. Merupakan salah satu peran saya juga sebagai kakak untuk membentuknya
tumbuh dan berkembang seperti sekarang. Saya tumbuh bersamanya, menertawai hal
konyol bersamanya dan menangisi hal-hal sepele dengannya. Saya menyaksikan
semuanya. Sayangnya, justru di puncak hari akil balik itu yang saya tidak bisa saksikan.
Walaupun tidak bisa menyaksikan langsung, setidaknya saya masih bisa berdoa dan berharap
agar Danan tetap menjadi orang yang paling: paling mudah bersyukur dan paling bisa bersikap yang benar. Itu saja mungkin cukup, karena kalau kebanyakan dan terlalu muluk, nanti malah banyak yang ga terkabul, hehe..
...dan pastinya Danan yang paling Mbak Pik sayang :')
0 komentar