Kali ini saya mendapat kabar (lagi) dari Ibu, bahwa adik
kembali dibully teman sekelasnya. Saya kesal sekaligus heran kenapa bisa ini
terjadi lagi. Keluarga kami memang tidak pernah ‘terlatih’ untuk menghadapi
bagaimana kerasnya dunia luar yang seringkali tanpa belas kasihan. Keluarga
kami selalu berlimpah perhatian dan kasih sayang, tidak pernah sekalipun
mendengar ujaran kasar yang memekakkan telinga. Saya dan adik dididik oleh
orang tua untuk menghargai orang lain, bersikap sopan, berkata santun, bahkan
dengan orang sebaya sekalipun. Jadi, ketika kami mendapati perlakuan jauh
berbalik dari didikan tersebut, kami tidak tahu harus berbuat apa. Sedih, sudah
pasti. Putus asa, sempat terpikir.
Kami bahkan heran kenapa ada anak sekecil itu, sudah bisa
menyakiti perasaan bahkan fisik orang lain. Kemana saja orang tuanya selama
ini? Apa saja yang dilakukan orang tuanya selama ini? Mungkin, maaf saja, saya
harus menyimpulkan bahwa mereka telah gagal menjadi orang tua, karena telah
membangun karakter seorang ‘kriminal’
Kriminal? Mengapa dengan mudah saya menulis kata itu. Iya,
Bullying bisa membunuh. Entah membunuh mental, atau bahkan berujung kepada
bunuh diri si korban. Berdasarkan data, terdapat… akibat Bullying. Bahkan baru
saja, saya membaca berita di sini, bahwa ada anak berumur 13 tahun berakhir
dengan bunuh diri karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk
bagaimana menghadapi si pembully, dan kembali menjalani kehidupan normal
layaknya anak-anak lain seusianya.