Kenapa Ada Rindu?
8:33 AM
Aku seringkali berharap andai rindu
itu tak pernah ada. Sekalian saja, agar sesak ini tidak pernah muncul lagi. Aku
rindu banyak hal. Aku rindu dia, rindu mereka, rindu suasana itu, rindu segala
hal yang biasanya aku lakukan di sana. Bukannya, aku menampik aku tak suka di
sini. Mungkin nanti juga akan tiba saatnya aku merindukan semua yang ada di
sini.
Sebenarnya untuk apa merindu? Hanya
menyisakan bayangan cerita lalu yang dengan egoisnya ingin diputar kembali,
atau mengharapkan waktu bergerak cepat mempertemukan rasa dan menyelesaikan
rindu dengan segera.
Mungkin aku terlalu rakus, ketika
dulu mendamba segala hal yang terjadi di sini, tapi ketika kudapat, setidaknya
sesal kemudian menjejal. Kenapa seperti ini? Kenapa seperti itu? Seharusnya
begini, seharusnya begitu. Sebuah ungkap yang tak bertemu harap. Kecewa
layaknya satu kata penuh misteri. Mungkin, harusnya kuganti dengan syukur. Tak
semua dari mereka yang mendapat kado ini. Kado terhebat yang tak akan pernah
lekang. Iya, syukur terdengar lebih syahdu.
Sekali lagi, kenapa ada rindu?
Ketika rutinitas menggoyahkan bosan, aku dengan mudahnya berucap rindu.
Menginginkan lagi segalanya yang biasa kulakukan, kulalui, yang sebenarnya dulu
dengan lunglai terdengar biasa dan wajar.
Dari sini aku belajar, bahagia tak
akan pernah ditemukan, hanya akan bisa diciptakan, dan hanya aku yang paling
berkuasa untuk menciptakannya. Rindu ini pun bisa menjadi bahagia buatku.
Bahagia untuk menghitung detik berlalu dengan santai tanpa rasa berdosa akan
penantiannya, hingga akhirnya waktu itu tiba. Waktu yang datang untuk menyeka
rindu. Sisakan pahit manisnya jejak kenangan.
0 komentar