Fatamorgana Mimpi

11:12 AM

Dari dulu saya bermimpi untuk mengelilingi dunia, melihat semuanya dari perspektif baru, membuktikan secara langsung tentang dongen dan cerita apa yang orang-orang hebat katakan. Walaupun, banyak yang bilang tidak mungkin dan sering juga terngiang kata mustahil, tidak ada salahnya untuk mencoba. Mungkin, ini salah saya juga yang terlalu stereotype menilai suatu keberhasilan ketika sudah begini atau begitu, ketika sudah bisa mendatangi tempat ini atau itu. Padahal bisa saja, yang kita katakan mimpi ini sudah terlalu biasa untuk orang lain.

Iya, setiap orang punya mimpinya sendiri, hanya mereka yang tidak pernah bermimpi tidak akan pernah merasakan hidup.

Perancis. Negara maju yang banyak orang bilang bermimpi untuk kesana. Iya, banyak yang bermimpi tapi hanya sedikit yang mau mewujudkannya. Mimpi yang begitu indah itu yang akhirnya menghanyutkan saya untuk berjuang semakin keras mendapatkan beasiswa ini.Tentunya, sudah banyak yang dikorbankan. Tenaga, biaya, waktu, pikiran sampai perasaan semuanya menggebu untuk mendapatkan ini. Banyak juga orang-orang yang saya repotkan.

Dari sini saya banyak sekali belajar, bahwa menggapai mimpi bukan tentang mengusahakan diri sendiri, tapi juga mengusahakan orang lain untuk berada berdampingan dengan kita. Inilah seninya. Jangan pernah sekali-kali merasa hebat dan bangga atas apa yang kita dapatkan saat ini, kita bukan siapa-siapa tanpa orang lain di sekeliling kita. Begitulah dunia, begitu cara kerjanya, kita tidak akan pernah bisa sendiri, seberapapun mandirinya kamu!

Sampai akhirnya, saya terdampar di peralihan mimpi menjadi nyata.

Peralihan ini terasa begitu fatamorgana. Saya bahkan tidak bisa membedakan yang mana nyata dan mimpi. Segala jatuh bangun terbayar. Saya sampai tidak berkedip melihat menara Eiffel berdiri tegak tepat di depan mata saya. Yang dulunya hanya berwujud gambar dua dimensi yang biasanya saya pajang di wallpaper handphone atau desktop laptop sekedar untuk memotivasi diri sendiri bahwa kelak suatu saat nanti saya bisa kesana. Dan ternyata, kata-kata benar-benar menjadi doa. Saya berhasil di sini, menginjakkan kaki di Prancis, melalui proses cantik dan dipertemukan banyak orang hebat yang semakin membentuk diri siapa dan siapa saya.

Saya banyak belajar di sini.
Tujuan saya di sini, adalah melanjutkan studi master pariwisata saya, tapi di sini saya tidak hanya belajar itu, melebihi semuanya, saya belajar hidup di sini. Belajar mandiri dan jauh dari orang tua. Belajar memahami bahasa dan budaya asing. Belajar mengikuti alur dan sistem yang baru. Belajar mengerti dan menyadari bahwa saya hanyalah bagian kecil dari semesta. Bukan apa dan siapa.

Dan yang terpenting, pelajaran ini baru sebuah permulaan.

You Might Also Like

0 komentar