Cerita tentang seorang teman

10:42 PM

Me: “what about your friend sir? Is he still coming with us?”

Teringat lagi ketika itu, jawaban bijak dari seorang biksu yang tidak mungkin terlupakan. Kebetulan aku menjadi Leading Officer untuk acara World Hindhu Summit ini. Jadi saat itu di hotel Bali Beach, aku harus memastikan jumlah participant yang menghadiri konferensi tersebut, nah karena aku ga tau nama temennya yang saat itu sedang sakit, dan dia juga belum konfirmasi apakah temannya itu tetap ikut atau tidak, jadi aku sempat beberapa kali menanyakan hal yang sama. Surprisingly, dengan logat indianya, beliau menjawab..

Him: “my friend? I am not quite sure. By the way, why do you say ‘my friend’? we are all friends here. You are also my friend.” Sambil senyum dan menepuk pundakku.

Terlintas kalau di kenyataan kini, seakan kita semakin terkotak-kotak, beberapa orang hanya ingin berteman atau bergabung dengan orang tertentu. Orang-orang yang hanya mereka anggap nyaman dan memliki hubungan lumayan dekat. Sayangnya, kotak-kotak itu sering berbenturan atau menjatuhkan kotak yang lebih kecil.  Atau mungkin ingin saling mendominasi.

Seandainya semua orang di dunia ini sadar bahwa, We are all friends. Tapi masih saja ada segelintir orang, bahkan mungkin beberapa Negara yang perlu dibangunkan dari tidurnya, dari pemikiran yang keliru.

Friendship is endless. No matter what happen, friendship will help you to move forward.

Kita bisa berteman dengan siapa saja, bahkan dengan alam dan Tuhan. And I do believe, friendship is not just about you and someone, but it’s about you, everyone and everything.

Hal ini totally mengubah pandanganku!

Beberapa hari kemudian di kampus, ketika seseorang menanyakan padaku..

Mr. X: “temen-temenmu mana dev? Si H ama si D?”

Me: “temenku ga mereka berdua aja kok, kamu kan juga temenku.”

Feel free to be everyone’s friend :D

You Might Also Like

0 komentar